Surat Terpilih untuk Februari oleh Tan, Orlandoh

"Jika perasaan sulit disuarakan maka suratkanlah"
 

— Surat untuk Februari

Janya Gauri, anak perempuanku kelak, yang besar kemungkinan tidak akan pernah menapaki kaki di bumi ini. Berbaik sangkalah, karena ayah hanya ingin melindungimu dari siklus hidup yang menyebalkan. Kalau kamu mau tahu alasannya, coba tanya kakekmu saja, dia sudah di sana soalnya.

Ja, dunia ini kejam, kata orang-orang di dalamnya. Namun sejatinya, tidak ada yang lebih kejam dibandingkan dengan ekspektasi besar kita akan hidup dan menjalaninya. Hidup itu berat, konon lagi mati, maka biarkan ayah saja yang mencoba siklusnya. Kelak ayah akan berikan testimoni kepadamu di sana.

Ja, kata orang-orang, menjadi anak-anak itu adalah penyakit dan pendewasaan adalah obatnya. Penyembuh yang katanya menyadarkan kita, bahwa angan-angan yang menumpuk semasa kecil adalah ketidakmungkinan yang dipaksa diupayakan. Ayah percaya, sebab menjadi dewasa itu ternyata racun berbisa alih-alih penyembuh serba bisa.

Ja, sejujurnya ayah malu mengatakan ini, tapi ayahmu ini sejatinya tiga: isi kepala, hati, dan topengnya. Dan menjadi tiga, berarti tidak akan pernah diinginkan oleh satu atau apa-apa.

Dengan tidak diinginkan, berarti ayah hanya akan menjadi satu, dan satu tidak akan pernah menjadikan kamu. Ayah senang menjadi satu, dan itu melindungi kamu.

Ja, jika suatu saat ayah berubah tindakan dan kamu akhirnya terpaksa harus menapaki bumi ini. Maka makilah ayah, sebab saat itu artinya ayah telah kalah dengan dunia dan seisinya. Marahlah sejadi-jadinya pada ayah, karena telah mengundangmu ke tempat paling menyebalkan yang pernah ada.

Tertanda,
Ayahmu (dan mungkin ayah-ayah lain yang tidak akan pernah siap menjadi ayah)

—
#PecanduBukudiKaryaKarsa #SuratuntukFebruari2024 #PecanduBuku